Ikut hadir juga dua bersaudara Rizal Mallarangeng dan Choel Mallarangeng.
Kehadiran ketiga menteri ini bukan untuk ‘sidak’, tapi mengadukan pencemaran nama baik.
Mengenakan kemeja batik biru lengan panjang, kecuali Hatta, mereka datang ke SPK (sentra pelayanan kepolisian) sekitar Pk. 12:00.
Didampingi pengacara Amir Syamsudin, mereka mengadukan Mustar Bona Ventura, Ketua Bendera ( Benteng Demokrasi Rakyat), dan Ferdi Simaun, aktivis Bendera.
Pelapor membawa sejumlah bukti di antaranya rekaman video, selebaran yang bertuliskan nama-nama itu menerima dana Bank Century.
JANGAN JADI KEBIASAAN
“Kami minta agar siapa pun yang melakukan tindak pidana supaya diproses secara hukum,” ujar Ibas usai melapor.
Ibas ingin membuat jera Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) yang menudingnya menerima dana aliran Bank Century. Ia tidak ingin pencemaran nama baik menjadi kebiasaan.
Hal senada disampaikan Hatta Rajasa. Menurutnya, kedatangan itu terkait dengan nama baik yang dicemarkan dan difitnah menerima aliran dana Bank Century.
“Sebagai warga negara yang disakiti, kami datang mengadukan Mustar dan Ferdi ke Polda Metro Jaya. Sebab, kedua orang ini dalam keterangan persnya menuduh pihaknya menerima sejumlah dana dari Bank Century,” katanya.
Ia menegaskan, laporan pencemaran nama baik tersebut dilakukan sendiri-sendiri.
PERWIRA SIBUK
Pemantauan Pos Kota, kedatangan itu membuat sejumlah perwira di Polda Metro Jaya sibuk. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Drs Boy Rafly menjelaskan Polda segera memproses pengaduan mantan tim sukses Presiden SBY itu. Boy Rafly juga mengatakan dalam kasus ini tidak ada perlakuan khusus atas pengaduannya ke Polda Metro Jaya.
“Pengaduan Pak Hatta Rajasa akan kami proses seperti pengaduan warga lainnya ke Polda Metro Jaya,” kata Boy Rafly.
SBY MEMBANTAH
Presiden SBY membantah keras kabar yang menyebut tim suksesnya dalam pemilu dan Pilpres 2009 menerima aliran gelap dana bailout Bank Century. Dia menyebut berita itu sebagai fitnah yang luar biasa.
Bantahan dia sampaikan di akhir sambutan peringatan hari guru nasional dan HUT ke-64 PGRI, Selasa (1/12), di arena tenis tertutup Senayan, Jakarta.
“Di hadapan Allah swt, saya ingin sampaikan bahwa berita itu 100 persen tidak benar dan tidak pernah ada semua itu,” ujar SBY dengan suara bergetar.
Terhadap sumber berita yang tidak benar itu, menurutnya perlu ada penyelesaian yang jelas dan sanksi secara hukum. Sebab telah membuat cemar nama sejumlah orang dan menjadi beban bagi sanak keluarga yang bersangkutan.
“Mereka yang nama baiknya dicemarkan di depan jutaan rakyat, tentu memiliki hak mendapat keadilan,” tegas SBY.