HATI-HATI bila hendak memanggil montir di lokasi wisata, seperti kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pasalnya, kita bisa dikerjai sekomplotan lelaki yang main bongkar onderdil sebelum tahu persis kerusakannya. Selain itu, mereka juga main pukul harga setelah pekerjaan kelar.
Aksi komplotan montir abal-abal ini mereka berpencar untuk mobil wisatawan yang sedang mengalami kerusakan di jalan. Jika ada calon mangsa, mereka saling berkomunikasi baik lewat HP maupun dijemput pakai sepeda motor.
Modusnya mereka setengah memaksa pemilik mobil agar bisa mengecek kerusakannya. Tanpa banyak kata lagi, mereka langsung membongkar komponen kendaraan. Setelah diketahui kerusakannya, mereka baru main pukul harga kepada pemilik.
“Kijang saya cuma rusak pada sill rem roda kiri depan, namun diminta biaya Rp450.000. Padahal, kalau diperbaiki di bengkel di Jakarta, ongkosnya cuma sekitar Rp100 ribu,” ujar Zainudin, warga Kemayoran, Jakarta Pusat.
Nasib serupa juga dialami sejumlah warga dari Jakarta. “Mobil saya mogok saat menginap di vila kawasan Cisarua. Lalu saya memanggil lelaki bersepeda motor yang berpakaian seperti montir. Rupanya dia langsung mengontak teman-temannya yang datang sebanyak 10 orang. Cuma dua orang yang turun tangan, selebihnya cuma nongkrong di sekitar mobil untuk membuat kita ciut nyali.
Setelah diketahui kerusakannya adalah platina, saya disuruh bayar Rp350.000. Padahal harga suku cadang itu cuma Rp75.000,” papar Hadi, pemilik Suzuki Futura dari Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Menurut sejumlah pengelola bengkel jalanan di kawasan Puncak, jika mobil mengalami mogok sebaiknya berhubungan langsung dengan montir yang mangkal di bengkel. “Jangan mau ditawari jasa servis oleh montir abal-abal, baik yang naik motor maupun jalan kaki. Mereka sudah berkomplot untuk mengerjai pemilik kendaraan dengan cara main pukul harga setelah kendaraan diacak-acak lebih dulu,” ujar Daroji, pemilik bengkel di kawasan Cipayung, Bogor.